Teknik Umum
Banyak Metode maupun teknik yang diterapkan ketika akan mengamati serangga, berikut beberapa teknik dasar yang umum digunakan dalam pengamatan serangga,
· Direct Sweeping
Teknik ini merupakan yang paling umum dan sering dilakukan oleh para kolektor untuk mencari dan mengumpulkan serangga. Peralatan yang digunakan sederhana. Selain peralatan dasar, peralatan tambahan ayng digunakan cukup dengan menggunakan jaring serangga. Pengumplan serangga dilakukan dengan cara menangkap langsung serangga-serangga dengan bantuan jaring. Metode pengamatan yang dilakukan mencakup metode transek baik mengikuti jalur maupun transek garis. Namun lebih sering digunakan metode transek jalur karena menyesuaikan dengan serangga yang memiliki mobilitas tinggi.
· Teknik Jebakan (Trapping)
Jebakan merupakan sebuah metode yang mampu menghalangi dan menghentikan pergerakan organisme. Metode jebakan sangat sering digunakan secara intensif dalam entomologi dengan menggunakan perangkat peralatan tertentu baik dengan umpan ataupun tidak maupun dengan atraktan. Bentuk maupun mekanisme jebakan bergantung dari pengetahuan kita tentang perilaku, makanan, maupun habitat serangga. Beberapa modifikasi banyak dilakukan oleh kolektor mengacu pada pertimbangan dasar ini. Hanya sedikit dari sekian banyak jenis-jenis metode jebakan yang dijelaskan disini termasuk perangkat yang digunakannya.
Ketinggian tempat perangkat jebakan diletakkan terhadap permukaan tanah sangat penting diperhatikan karena dapt mempengaruhi performa perangkat jebakan tersebut, terutama untuk perangkap cahaya (Light Traps). Ketinggian optimum yang dikehendaki masih belum diketahui pastinya dan masih menjadi perdebatan para ahli sampai saat ini karena sangat variabel dipengaruhi oleh serangga target, karkteristik habitat spesifik, ukuran dan warna dari jebakan yang mempengaruhi performanya.
1. Windowpane Trap
Sederhana dan tidak terlalu mahal, peralatan yang digunakan yaitu sebuah barir penghalang yang dibuat dari pegangan kaca jendela atau lainnya kemudian ditaruh tegak lurus di atas tanah atau digantungkan. Bagian bawah dari jebakan ini disimpan bak penampung yang diisi dengan cairan pembunuh seperti alkohol atau lainnya sehingga ketika serangga-serangga terbang menuju kaca penghalang akan jatuh menuju bak dan mati. Serangga-serangga yang terkumpul dalam bak segera dicuci bersih dengan alkohol atau dikeringkan lalu diawetkan segera agar tidak rusak. Jenis metode jebakan ini kurang cocok untuk mengumpulkan jenis Lepidoptera dewasa ataupun serangga-serangga lainnya yang rusak apabila dikoleksi dalam cairan.
2. Interception Nets and Barriers
Lembaran jaring setinggi 1.8 meter dapat dibentangkan diantara tiga pohon atau patok sehingga membentuk huruf V dimana ujung yang melebar terbuka. Teknik ini dapat menjerat banyak jenis serangga-serangga terbang. Terutama bila jebakan dikombinasikan dengan menanamkan lampu/sumber cahaya yang menghadap pada sisi V yang terbuka dan disesuaikan dengan arah angin dimana bagian yang terbuka harus berlawanan dengan arah angin.
3. Malaise Trap
Merupakan modifikasi dari jenis Interception Nets yang lebih kompleks, didesain oleh seorang Entomologis asal Swedia bernama Rene Malaise. Perangkat jebakan ini terdiri dari empat buah jaring vertikal yang dibentangkan pada sumbu yang sama masing-masing membentuk sudut 90 derajat satu sama lainnya. Bagian atasnya ditutup oleh kain yang berbentuk segiempat yang disesuaikan sedemikian rupa sehingga menuju pada satu outlet tabung pengumpul yang diletakkan pada ujung bagian atas tiang pada sumbu utama. Tabung pengumpul dapat diberikan cairan pembunuh ataupun atraktan, bergantung kebutuhan kolektor. Perangkap jebakan ini bekerja dengan mekanisme menjebak serangga-serangga yang cenderung bergerak ke atas pada satu outlet tabung pengumpul, dimana desain dari tabung pengumpul dibuat sedemikian rupa sehingga serangga-serangga dapat masuk namun tidak bias keluar dari tabung tersebut.
4. Pittfall Trap
Jenis perangkat yang cukup sederhana namun efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga. Terdiri dari piring atau baskom kecil, kaleng atau bak kecil. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam tanah dimana permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng/bak yang berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai agen pembunuh. Etilon glikol lebih banyak digunakan oleh kolektor karena tidak menguap seperti alkohol. bagian atas perangkat jebakan harus ditutup dengan sebuah cover atau pelindung lainnya untuk mencegah masuknya air hujan maupun vertebrata kecil jatuh ke sumur jebakan.
Pitfall Trap juga dapat dimodifikasi dengan menambahkan umpan atau atraktan lainnya. jenis umpan atau atraktan disesuaikan dengan jenis serangga apa yang akan dijerat oleh kolektor. Pembahasan lebih jauh mengenai jenis-jenis umpan dan atraktan serta kegunaannya masing-masing akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain.
5. Light Traps
Light Trap atau perangkap cahaya pada dasarnya digunakan berdasarkan perilaku kebanyakan serangga yang tertarik akan sumber cahaya. Dapat digunakan pada berbagai panjang gelombang cahaya sebagai agen atraktan. Jenis-jenis variasi perangkat jebakan ini dapat dilengkapi dengan menggunakan corong yang mengarahkan pada bak pengumpulan koleksi (Gambar 1.12). kabel dan koneksi listrik harus disediakan untuk penggunaan outdoor. Corong atau bak penampng dapat dibuat dari metal, plastik, kayu atau Hard paper. Perangkat jebakan dapat dipasang dengan atau tanpa pelindung. Namun, jika digunakan untuk beberapa hari pelindung diperlukan untuk mencegah air hujan masuk. Pelindung bisa menggunakan bahan apa saja yang kuat dan kedap air.
New Jersey Trap (gambar di atas) menggunakan tambahan alat berupa kipas motor listrik untuk mendesak segera serangga yang terjerat masuk ke bak pembunuh (killing Jar). Jenis perangkat ini terutama digunakan untuk serangga-serangga kecil seperti midges dan gnats (Agas). Tidak dianjurkan menggunakan jenis perangkat ini untuk menjerat ngengat, karena dapat merusak bagian tubuh ngengat saat jatuh ke bak yang berisi cairan pembunuh. Adapaun cara lain untuk mencegahnya yaitu dengan memasang kain kasa di atas bak agar serangga yang terjerat tidak langsung jatuh dan terbenam pada bak pembunuh, perangkat ini lebih dikenal dengan jenis Minnesota Trap. Perbedaanya, Minnesota Trap tidak menggunakan kipas angin seperti halnya New Jersey Trap.
Jenis modifikasi perangkap cahaya lainnya yaitu Light sheets (gambar disamping). secara prinsip tidak berbeda dengan jenis perangkap cahaya sbelumnya, hanya saja pada jenis perangkat ini menggunakan kain sebagai media penjerat serangga. Kain yang digunakan pada umunya berwarna cerah terutama putih. Kain dibentangkan tegak lurus terhadap permukaan tanah, lampu atau sumber cahaya diletakkan di salah satu sisi kain (sebaiknya ditaruh pada bagian yang tidak terkena angin secara langsung). Kain yang digunakan sebaiknya berbahan nilon karena ringan, mudah dicuci, dan mudah kering. Perangkat jebakan ini sering dipakai untuk menjerat jenis-jenis ngengat. Biasanya, serangga-serangga yang terjerat akan menempel pada permukaan kain yang seolah-olah menyala akibat modifikasi pencahayaan dari lampu.
6. Color Traps
Objek-objek berwarna juga dapat menjadi daya tarik bagi serangga. Bright yellow Pan (gambar 1.15) berisi air digunakan untuk menjerat kutu daun bersayap (Aphids) dan Himenoptera parasitoid. Serangga-serangga tertarik terhadap warna lalu jatuh ke air. Jebakan ini akan lebih efektif apabila ditambah sedikit deterjen pada air untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga serangga-serangga dapat segera tenggelam dan tidak dapat naik kembali ke permukaan. Kuning merupakan pilihan warna yang terbaik untuk dijadikan daya tarik. Manitoba Trap (Gambar 1.16) mempunyai lapisan hitam untuk menarik jenis lalat kuda (Tabanidae) yang kemudian dijerat dalam kubah kanopi jebakan.
7. Jenis-jenis umpan dan atraktan lainnya
Bahan apa saja dapat digunakan sebagai agen daya tarik maupun umpan bagi serangga. Bahan alami, kimia, ataupun hasil sintesis dan hasil sekresi serangga dapat dipakai sebagai atraktan (Jacobson& Beroza 1964. Jacobson 1972). Berbagai macam jenis atraktan ditemukan pada berbagai jenis perangkat jebakan.
· Sugaring
Sugaring atau penambahan gula merupakan cara lama yang sudah digunakan secara umum oleh para kolektor. Secara sederhana, bahan gula seperti gula aren, molase, atau sirup dapat ditambahkan. Contoh sederhana dari persiapan bahan gula adalah pembuatan umpan untuk menarik Lepidoptera (Kupu-kupu dan Ngengat). Bahan yang digunakan terdiri dari buah peach (persik) segar atau yang telah jatuh dari pohonnya dipotong-potong lalu bijinya dibuang sedangakn kulitnya dibiarkan tetap utuh., hancurkan sampai menjadi bubur kemudian campurkan dengan 4 liter air dan segelas kecil gula aren. Diamkan ditempat hangat dan kedap udara untuk difermentasi. Setelah beberapa minggu periksa sampai berubah menjadi alkohol. cek terus keadaan fermentasi. Jika tercium bau cuka, bahan fermentasi bersifat asam dan kurang baik, tambahkan lagi sedikit gula untuk merangsang proses fermentasi kembali agar dikonversi menjadi alkohol kembali. Setelah bahan terfermentasi sempurna, campurkan dengan sedikit molase kira-kira 0.4 kg per liter bahan secara merata. Bahan ini siap digunakan sebagai atraktan pada berbagi jenis perangkat jebakan.
Meskipun terlihat cukup sulit dalam membuatnya, namun bahan hasil fermentasi dapat bertahan sangat lama jika disimpan pada tempat yang baik. Juga dapat digunakan berkali-kali karena hanya butuh sedikit saja.
· Feces
Feces atau kotoran baik hewan maupun manusia dapat juga berperan sebagi atraktan bagi serangga. Metode yang sederhana namun efektif adalah dengan menempatkan kotoran segar pada sehelai kertas di atas permukaan tanah lalu biarkan beberapa menit. Sebuah jaring diletakkan kira-kira 1 meter di atas umpan untuk menjerat serangga-serangga yang mengerumuni kotoran;. Dapat pula diterapkan pada Pittfall Trap dan Cereal Dish Trap. Spesimen yang terambil dapat dikumpulkan dengan tangan, aspirator, ataupun Killing Jar.
· Oatmeal
Oatmeal atau bubur gandum dapat digunakan untuk menarik serangga-serangga tertentu seperti jangkrik, kecoak, dan semut (Hubbell, 1956). Beberapa dari jenis serangga ini keluar pada malam hari, oleh karena itu lebih baik diterapkan bersamaan dengan bantuan pencahayaan dari lampu atau flashlight. Spesimen yang terambil dapat dikumpulkan dengan tangan, aspirator, ataupun Killing Jar.
No comments:
Post a Comment